Sabtu, 01 November 2014

Kisah Dibalik Kesuksesan Traveloka.com

Bagi para traveller, situs Traveloka.com tentu tidak asing lagi. Situs ini menawarkan ragam alternative tiket pesawat berdasarkan harga dan rute perjalanan. Bagi pengguna jasa penerbangan, ini tentu memudahkan lantaran tak perlu sibuk-sibuk mengecek harga tiket pesawat ke semua markapai penerbangan. Di traveloka.com, orang-orang tinggal memilih maskapai mana yang menawarkan  harga yang sesuai.
Seperti diberitakan kontan.co.id , Traveloka.com yang didirikan tahun lalu, langsung melejit dan dikunjungi tak kurang dari 150.000 kunjungan setiap hari.
Kisah sukses ini tak lepas dari kerja keras Ferry Unardi, pendiri sekaligus Managing Director Traveloka.com. Ferry mendirikan situs ini lantaran pernah kesulitan mencari tiket pesawat. Ceritanya, Ferry yang saat itu di Indianapolis, Amerika Serikat, hendak pulang kampung ke Padang, Sumatera Barat. Saat itu, ia harus transit ke Jakarta dulu, lalu melanjutkan penerbangan ke Padang dengan pesawat berbeda. Itu diperoleh setelah beberapa kali harus cek harga ke sejumlah penerbangan.
Dari pengalaman itulah, pria kelahiran padang 16 Januari 1988 ini ingin menawarkan solusi yang memudahkan mereka yang mencari tiket pesawat.
Awalnya, Ferry hanya dibantu dua rekannya yang pernah bekerja di Microsoft. Modalnya diperoleh dari East Venture, perusahaan investasi yang fokus pada pendanaan merintis usaha baru.  Pada tahap pengembangan, ia mendapat bantuan dari Samwer Brothers yang memiliki jaringan startup Rocket Internet.
Seperti agen perjalanan lain, Traveloka.com awalnya hanya menjual tiket pesawat. Namun, baru-baru ini mereka masuk ke layanan pemesanan kamar hotel.
Keberhasilan Traveloka.com melejit dalam waktu relative singkat tak terlepas dari perkembangan internet. Para pemesan jasanya bisa membeli tiket dari mana saja secara online.
Di awal-awal, Ferry harus bolak-balik meyakinkan maskapai penerbangan. Banyak yang belum yakin, katanya. Namun, seiring waktu, ia menunjukkan bahwa perusahaannya layak dipercaya. Perkembangan teknologi informasi, juga membuat Ferry kian optomis dengan usahanya.
Dalam waktu enam bulan, karyawannya menjadi lima. Mereka menempati satu unit ruko. Karena bisnisnya terus bertumbuh, Traveloka kemudian berkantor di salah satu gedung perkantoran di Slipi, Jakarta Barat. Saat itu, jumlah Karyawannya telah bertambah menjadi 30 orang. Setahun setelah didirikan, Traveloka jika punya 120 pegawai.
Ferry tak gentar dengan persaingan di dunia travel online yang kian ketat. Bahkan, ada perusahaan asing dengan target pasar sama beroperasi di Indonesia. Namun,bagi Ferry itu bukan masalah.
“Yang penting bagaimana memberikan hal berbeda dari perusahaan lain. Itulah yang membuat orang tidak akan berpaling,” kata Ferry.[] Sumber: kontan.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar